Bab II
Pembahasan
1. Masyarakat Perkotaan, Aspek-aspek Positif dan Negatif
A. Pengertian masyarakat
Masyarakat
dapat mempunyai arti yang luas dan sempit. Dalam arti luas masyarakat adalah ekseluruhan
hubungan-hubungan dalam hidup bersama dan tidak dibatasi oleh lingkungan,
bangsa dan sebagainya. Atau dengan kata lain kebulatan dari semua perhubungan
dalam hidup bermasyarakat. Dalam arti sempit masyarakat adalah sekelompok
manusia yang dibatasi oleh aspek-aspek tertentu, misalnya territorial, bangsa,
golongan dan sebagainya.
Pengertian
Menurut Para ahli sebagi berikut :
1. R.Linton
:
Masyarakat
adalah setiap kelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan bekerjasama,
sehingga mereka ini dapat mengorganisasikan dirinya berpikir tentang dirinya
dalam kesatuan sosial
2.
MJ.Herkovits :
Masyarakat
adalah kelompok individu yang diorganisasikan dan mengikuti satu cara hidup
tertentu.
3.
J.L.Gilian :
Masyarakat
adalah kelompok manusia yang terbesar dan mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap
dan perasaan persatuan yang sama.
B. Syarat Menjadi Masyarakat
Masyarakat
harus mempunyai syarat-syarat berikut :
1. Harus
ada pengumpulan manusia, dan harus banyak, bukan pengumpulan
binatang.
2. Telah bertempat tinggal dalam waktu
yang lama disuatu daerah tertentu.
3. Adanya aturan-aturan atau
undang-undang yang mengatur mereka untuk
menuju pada
kepentingan dan tujuan bersama.
C. Masyarakat Perkotaan
Menurut
Wirth kota adalah “suatu pemilihan yang cukup besar, padat dan permanen, dihuni
oleh orang-orang yang heterogon kedudukan sosialnya[8]”. Masyarakat perkotaan
biasanya tidak mencampur adukan antara hal-hal yang bersifat emosional dengan
hal-hal yang bersifat rasional.
Selain
itu, sebagian masyarakat perkotaan hidup dengan pola individualistik dengan
tidak menggantungkan dirinya pada bantuan orang lain, sebab masyarakat
perkotaan seperti ini biasanya tidak saling mengenal dengan orang-orang di
lingkungannya bahkan dengan tetangganya sendiripun tidak saling kenal.
D. Ciri – Ciri Tipe Masyarakat
Perkotaan
Ada
beberapa ciri yang menonjol pada masyarakat perkotaan, yaitu :
1.
Kehidupan keagamaannya berkurang, kadangkala tidak terlalu dipikirkan karena
memang kehidupan yang cenderung kearah keduniaan saja.
2. Orang
kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus berdantung pada
orang lain (Individualisme).
3.
Pembagian kerja diantara warga-warga kota juga lebih tegas dan mempunyai
batas-batas yang nyata.
4.
Kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak diperoleh
warga kota.
5. Jalan
kehidupan yang cepat dikota-kota, mengakibatkan pentingnya faktor waktu bagi
warga kota, sehingga pembagian waktu yang teliti sangat penting, intuk dapat
mengejar kebutuhan-kebutuhan seorang individu.
6.
Perubahan-perubahan tampak nyata
dikota-kota, sebab kota-kota biasanya terbuka dalam menerima
pengaruh-pengaruh dari luar.
E. Perbedaan antara Desa dan Kota
1. Jumlah
dan kepadatan penduduk
2.
Lingkungan hidup
3. Mata
pencaharian
4. Corak
kehidupan sosial
5.
Stratifikasi sosial
6.
Mobilitas sosial
7. Pola
interaksi sosial
8.
Solidaritas sosial
9.
Kedudukan dalam hierarki administrasi nasiona
2. HUBUNGAN
DESA DAN KOTA
Masyarakat
pedesaan dan perkotaan bukanlah dua komunitas yang terpisah sama sekali satu
sama lain. Bahkan dalam keadaan yang wajar di antara keduanya terdapat hubungan
yang erat, bersifat ketergantungan, karena di antara mereka saling membutuhkan.
Kota tergantung pada desa dalam memenuhi kebutuhan warganya akan bahan-bahan
pangan seperti beras, sayur¬mayur, daging dan ikan.Desa juga merupakan sumber
tenaga kasar bagi jenis¬jenis pekerjaan tertentu di kota, misalnya saja buruh
bangunan dalam proyek¬proyek perumahan, proyek pembangunan atau perbaikan jalan
raya atau jembatan dan tukang becak. Mereka ini biasanya adalah pekerja-pekerja
musiman. Pada saat musim tanam mereka, sibuk bekerja di sawah. Bila pekerjaan
di bidang pertanian mulai menyurut, sementara menunggu masa panen mereka
merantau ke kota terdekat untuk melakukan pekerjaan apa saja yang tersedia.
Secara
teoristik, kota merubah atau paling mempengaruhi desa melalui beberapa cara,
seperti:
(i)
Ekspansi kota ke desa, atau boleh dibilang perluasan kawasan perkotaan dengan
merubah atau mengambil kawasan perdesaan. Ini terjadi di semua kawasan
perkotaan dengan besaran dan kecepatan yang beraneka ragam.
(ii) Invasi
kota , pembangunan kota baru seperti misalnya Batam dan banyak kota baru
sekitar Jakarta merubah perdesaan menjadi perkotaan. Sifat kedesaan lenyap atau
hilang dan sepenuhnya diganti dengan perkotaan.
(iii)
Penetrasi kota ke desa, masuknya produk, prilaku dan nilai kekotaan ke desa.
Proses ini yang sesungguhnya banyak terjadi
(iv)
ko-operasi kota-desa, pada umumnya berupa pengangkatan produk yang bersifat
kedesaan ke kota. Dari keempat hubungan desa-kota tersebut kesemuanya
diprakarsai pihak dan orang kota. Proses sebaliknya hampir tidak pernah
terjadi, oleh karena itulah berbagai permasalahan dan gagasan yang dikembangkan
pada umumnya dikaitkan dalam kehidupan dunia yang memang akan mengkota.
3. Aspek
Positif dan Negatif Masyarakat Pedesaan
Aspek
Positif dan Negatif
Aspek
positif:
1. Adanya
peran saling melengkapi antara desa dan kota
2. Kota dan
desa adalah saling membutuhkan
3. Kemajuan
desa dapat memacu kemajuan kota begitu sebaliknya
Aspek
negatif:
1. Desa biasanya lebih direndahkan dari kota
2. Masyarakat kota biasanya tidak bisa
menghargai adat yang ada di desa
3.
Kesenjangan sosial yang jauh antar masyarakat kota dan desa dapat menyebabkan
perpecahan.
4. MASYARAKAT
PEDESAAN
A. Pedesaan
Yang
dimaksud dengan desa menurut Sutardjo Kartodikusuma mengemukakan “Desa” adalah
suatu kesatuan hukum dimana bertempat tinggal suatu masyarakat pemerintahan
tersendiri.
Menurut
Bintaro, desa merupakan perwujudan atau kesatuan goegrafi ,sosial, ekonomi,
politik dan kultur yang terdapat ditempat itu (suatu daerah), dalam hubungan
dan pengaruhnya secara timbal balik dengan daerah lain.
Sedang
menurut Paul H. Landis desa adalah pendudunya kurang dari 2.500 jiwa. Dengan
ciri ciri sebagai berikut :
a)
mempunyai pergaulan hidup yang saling kenal mengenal antara ribuan jiwa.
b) Ada
pertalian perasaan yang sama tentang kesukaan terhadap kebiasaan
c) Cara
berusaha (ekonomi)adalah agraris yang paling umum yang sangat dipengaruhi alam
seperti : iklim, keadaan alam ,kekayaan
alam, sedangkan pekerjaan yang bukan agraris adalah bersifat sambilan.
B. Ciri –
Ciri Desa
1. Menurut
Lowrrey Nelson (ada 16 ciri) :
a. Mata
pencaharian : agraris homogen
b. Ruang
kerja : terbuka, terletak disawah, ladang, dsb
c. Musim/
cuaca : sangat penting untuk tentukan masa tanam/panen
d.
Keahlian/ ketrampilan : umum dan merata untuk setiap orang
e.
Kesaatuan kerja keluarga : sangat umum
f. Jarak
rumah dengan tempat kerja : berdekatan
g.
Kepadatan penduduk : rendah / sedikit
h. Besarnya
kelompok : sedikit / kecil
i. Kontak
sosial : sedikit / pribadi
j. Rumah :
tradisional / pribadi
k. Lembaga
/ institusi : kecil / sederhana
l. Kontrol
sosial : adaptasi istiadat, kebiasaan
m. Sifat
dari kelompok : bergerak dari kegiatan primer
n.
Mobilitas penduduk : rendah
o. Status
sosial : stabil
p.
Stratifikasi sosial : sedikit
2. Menurut
Soerjono Soekanto :
a.
Kehidupan masyarakat sangat erat dengan alam
b.
Kehidupan petani sangat bergantung pada musim
c. Desa
merupakan kesatuan social dan kesatuan kerja
d. Struktur
perekonomian bersifat agraris
e. Hubungan
antar anggota masyarakat desa berdasar ikatan kekeluargaan
f.
Perkembangan social relatif lambat
g. Kontrol
social ditentukan oleh moral dan hukum informal
h. Norma
agama dan adat masih kuat .
3.
Ciri-ciri desa di Indonesia:
a.
Masyarakatnya sangat dekat dengan alam
b.
Kehidupan petani sangat bergantung dengan musim
c.
Merupakan kesatuan social dan kesatuan kerja
d. Jumlah
penduduk relative kecil dan wilayah relatif luas
e. Struktur
ekonomi masyarakat dominant agraris
f. Ikatan
kekeluargaan erat
g. Sosial
control ditentukan oleh nilai moral dan hukum internal/ hk. Adapt
h. Proses
social berjalan lambat
i. Penduduk
berpendidikan rendah
4. Menurut
Dirjen Bangdes(Pembangunan Desa):
a.
Perbandingan lahan dengan manusia(man-land ratio) cukup besar artinya lahan
dipedesaan relatif luas dari pada jumlah penduduk, sehingga kepadaatan penduduknya
masih rendah.
b. Lapangan
kerja yang dominant agraris
c. Hubungan
warga desa akrab
d. Tradisi
lama masih berlaku.
C. Ciri –
Ciri Masyarakat Pedesaan
Ciri-ciri
Masyarakat Desa:
· Kehidupan
keagamaan di kota berkurang dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di desa.
· Orang
kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung pada
orang lain. Yang penting disini adalah manusia perorangan atau individu.
· Pembagian
kerja di antara warga-warga kota juga lebih tegas dan mempunyai batas-batas
yang nyata.
·
Kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak diperoleh
warga kota dari pada warga desa.
· Interaksi
yang lebih banyak terjadi berdasarkan pada faktor kepentingan daripada faktor
pribadi.
· Pembagian
waktu yang lebih teliti dan sangat penting, untuk dapat mengejar kebutuhan
individu.
·
Perubahan-perubahan sosial tampak dengan nyata di kota-kota, sebab kota
biasanya terbuka dalam menerima pengaruh.
D. Macam –
Macam Pekerjaan Gotong Royong
1. bertani
2. membangun
rumah dan tempat peribadatan
3. berkebun
4.
acara-acara kebudayaan
E. Sifat
dan Hakikat Masyarakat Desa
Masyarakat
pedesaan mempunyai sifat yang kaku tapi sangatlah ramah. Biasanya adat dan
kepercayaan masyarakat sekitar yang membuat masyarakat pedesaan masih kaku,
tetapi asalkan tidak melanggar hukum adat dan kepercayaan maka masyarakat
pedesaan adalah masyarakat yang ramah.
Pada
hakikatnya masyarakat pedesaan adalah masyarakat pendukung seperti sebagai
petani yang menyiapkan bahan pangan, sebagai PRT atau pekerjaan yang biasanya
hanya bersifat pendukung tapi terlepas dari itu masyarakat pedesaan banyak juga
yang sudah berpikir maju dan keluar dari hakikat itu. Sistem budaya petani
Indonesia biasanya bersifat bagi hasil antara pemilik lahan dan penggarap, tapi
banyak juga para petani berbagi lahan atau wilayah yang dimiliki bersama dalam
satu aliran pengairan, tapi system bagi hasil adalah sistem paling banyak
dianut petani Indonesia.
F. Sistem Budaya Petani Indonesia
Sistem
nilai budaya petani Indonesia antara lain sebagai berikut :
Petani
Indonesia terutama di Jawa menganggap kehidupan adalah hal yang buruk dan
kesengsaraan sehingga mereka berlaku prihatin dan berusaha dan ikhtiar. Mereka
beranggapan bahwa orang bekerja untuk hidup dan kadang-kadang mencapai
kedudukan. Mereka beorientasi pada masa sekarang, kurang mempedulikan masa
depan. Mereka menanggap alam tidak menakutkan, bila ada bencana hanya merupakan
sesuatu yang wajib diterima. Mereka cukup menyesuaikan diri dengan alam dan
kurang usaha untuk menguasainya. Untuk menghadapi alam mereka cukup dengan
bergotong-royong, mereka sadar bahwa dalam hidup pada hakikatnya tergantung
pada sesama.
G. Unsur – Unsur Desa
1. Daerah,
dalam arti tanah-tanah dalam hal geografis.
2.
Penduduk, adalah hal yang meliputi jumlah pertambahan, kepadatan,
persebaran,
dan mata pencaharian penduduk desa setempat
3.Tata
Kehidupan, dalam hal ini pola pergaulan dan ikatan-ikatan pergaulan
antar warga
desa.
Ketiga
unsur ini tidak lepas antar satu sama lain, artinya tidak berdiri sendiri
melainkan merupakan satu kesatuan.
H. Fungsi
Desa
Fungsi desa
adalah sebagai berikut:
· Desa
sebagai hinterland (pemasok kebutuhan bagi kota)
· Desa
merupakan sumber tenaga kerja kasar bagi perkotaan
· Desa merupakan
mitra bagi pembangunan kota
· Desa
sebagai bentuk pemerintahan terkecil di wilayah Kesatuan Negara Republik
Indonesia
5. Perbedaan Masyarakat Pedesaan dan Masyarakat Perkotaan
Pada
mulanya masyarakat kota sebelumnya adalah masyarakat pedesaan, dan pada
akhirnya masyarakat pedesaan tersebut terbawa sifat-sifat masyarakat perkotaan,
dan melupakan kebiasaan sebagai masyarakat pedesaannya.
Perbedaan
masyarakat pedesaan dan masyarakat kota adalah bagaimana cara mereka mengambil
sikap dan kebiasaan dalam memecahkan suata permasalahan.
Karakteristik
umum masyarakat pedesaan yaitu masyarakat desa selalu memiliki ciri-ciri dalam
hidup bermasyarakat, yang biasa nampak dalam perilaku keseharian mereka. Pada
situasi dan kondisi tertentu, sebagian karakteristik dapat dicontohkan pada
kehidupan masyarakat desa di jawa. Namun dengan adanya perubahan sosial dan
kebudayaan serta teknologi dan informasi, sebagian karakteristik tersebut sudah
tidak berlaku.
Berikut ini
ciri-ciri karakteristik masyarakat desa, yang terkait dengan etika dan budaya
mereka yang bersifat umum.
· Sederhana
· Mudah
curiga
·
Menjunjung tinggi norma-norma yang berlaku didaerahnya
· Mempunyai
sifat kekeluargaan
· Lugas
atau berbicara apa adanya
· Tertutup
dalam hal keuangan mereka
· Perasaan
tidak ada percaya diri terhadap masyarakat kota
·
Menghargai orang lain
·
Demokratis dan religius
BAB III
1. KESIMPULAN
Berdasarkan
paparan singkat makalah kami ini maka
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Masyarakat adalah suatu kelompok orang
yang tinggal di suatu wilayah yang saling berinteraksi dan bergaul dalam waktu
yang cukup lama sehingga menghasilkan kebudayaan tersendiri serta memiliki
aturan-aturan yang mengatur tata kehidupan anggota masyarakatnya.
2. Masyarakat pedesaan adalah sekelompok
orang yang jumlahnya kurang dari 2.500 jiwa yang tinggal di suatu wilayah
hukum, yang juga merupakan suatu organisasi pemerintahan yang di pimpin oleh
seorang kepala desa dan diberi kewenangan mengatur urusan rumah tangganya
masing-masing.
3. Masyarakat perkotaan adalah sekolompok
orang yang tinggal di wilayah yang cukup besar, padat, permanen, , dihuni
oelh masyarakat yang heterogen, dan
cenderung melakukan interaksi hanya atas dasar kepentingan bukan karena
pribadi.
4. Hubungan antara masyarakat pedesaan dan
masyarakat perkotaan adalah hubungan simbiosis mutualisme, hubungan yang saling
menguntungkan antar satu sama lain misalnya masyarakat pedesaan memenuhi
kebutuhan bahan mentah yang dibutuhkan oleh masyarakat perkotaan untuk membuat
barang jadi, dan masyarakat pedesaan nantinya menggunakan barang jadi tersebut.
2. DAFTAR PUSTAKA
Atoshoki
Antonius. Dkk. 2005. Relasi dengan sesama. Jakarta: PT. Eleks media
komputindo.
Indah,
Pengertian dan definisi desa, http://carapedia.com/pengertian_definisi_desa
_info2128.html
Vics, Masyarakat
perkotaan, http://fikrigundar.blogspot.com/2012/01/pengertian-
masyarakat-perkotaan.html
Waluya Bagja.
2007. Sosiologi: Menyelami fenomena sosial di masyarakat.
Bandung: PT.
Setia puma invest.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar